Senin, 29 Oktober 2012

The Seven Habits (Program Stephen R. Covey)

Pengantar
Inilah buku motivator atau How To atau Kaifa yang paling banyak diamini oleh sebagian besar orang. Kognitif Attact yang ada di dalamnya cukup membuat setiap orang mengangguki dan ingin melaksanakan setiap anjurannya. Bahkan seminar dan pelatihanpun sering diadakan untuk melakukan anjuran-anjuran Stephen R. Covey ini. Tidak ketinggalan pula ibu saya pernah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh organisasi Muhammadiyah (Aisyiah). Teman saya pun pernah mengatakan buku ini sebagai kitab sucinya para motivator psikologis. Saya disini hanya ingin memberikan gambaran singkat dan sekilasnya saja, mungkin bisa membantu para pengagum 7 Habits ini.

TUJUH (7) KEBIASAAN MANUSIA YANG SANGAT EFEKTIF

Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia manusia yang unik – kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas – dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.

Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir
Segalanya diciptakan dua kali – pertama secara mental, kedua secara fisik. Individu, keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya masing-masing dengan terlebih dulu menciptakan visi serta tujuan setiap proyek secara mental. Mereka bukan menjalani kehidupannya hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri sendiri untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi. Pernyataaan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah inti dari kepemimpinan.

Kebiasaan 3 : Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.

Kebiasaan 4 : Berpikir Menang/Menang
Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang/menang adalah didasarkan pada kelimpahan – “kue” yang selamanya cukup, peluang, kekayaan, dan sumber-sumber daya yang berlimpah – ketimbang pada kelangkaan serta persaingan. Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois (menang/kalah) atau berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung – dengan istilah “kita”, bukannya “aku”. Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.

Kebiasaan 5 : Berusaha untuk Memahami Terlebih dulu, Baru Dipahami
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut keberanian. Keefektifan terletak dalam
keseimbangan di antara keduanya.

Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga – bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 ½), atau sekedar kerjasama (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).

Kebiasaan 7 : Mengasah Gergaji
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi sebuah organisasi, Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-menerus, kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, Kebiasaan 7 meningkatkan keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara berkala, seperti membentuk tradisi-tradisi yang merangsang semangat pembaharuan keluarga.

Rekening Bank Emosional
Rekening Bank Emosional mencerminkan tingkat kepercayaan dalam suatu hubungan. Seperti rekening keuangan di Bank, kita memasukkan simpanan ke atau melakukan penarikan dari rekening ini. Perbuatan-perbuatan seperti berusaha untuk memahami terlebih dulu, sikap murah hati, menepati janji, dan bersikap setia walaupun orang yang bersangkutan tidak hadir, meningkatkan saldo kepercayaan. Tidak murah hati, melanggar janji, dan bergosip tentang seseorang yang tidak hadir, mengurangi atau bahkan menghapuskan kepercayaan dalam suatu hubungan.

Paradigma
Paradigma adalah cara masing-masing orang memandang dunia, yang belum tentu cocok dengan kenyataan. Paradigma adalah petanya, bukan wilayahnya. Paradigam adalah lensa kita, lewat mana kita lihat segalanya, yang terbentuk oleh cara kita dibesarkan, pengalaman, serta pilihan-pilihan kita selama ini.

Sumber:  http://haqiqie.wordpress.com/2007/06/17/tujuh-7-kebiasaan-manusia-yang-sangat-efektif-7-habits-of-highly-effective-people-stephen-r-covey/

7th Islamic Daily Habits, 2

The Seven Islamic Daily Habits Dalam Surat Al-Fatihah (5) Berorientasi Akhirat Allah Swt

Berorientasi Akhirat
Allah SWT berfirman:
مَالِكِ يَوْمِ الدِّين
“Dia adalah Penguasa di Hari Pembalasan” (Al-Fatihah:4)
Adapun kebiasaan baik islami keempat  yang diajarkan Allah dlm surat Al-Fatihah adalah dgn selalu menjadikan hidup di dunia ini  beroreintasi pada akhirat; yaitu dgn menjadikannya sebagai sarana untuk  memperbanyak bekal menuju kehidupan abadi di akhirat, selalu beraktivitas & beramal utk kebahagiaan hidup abadi di akhirat kelak, tanpa melupakan akan kehidupan & kenikmatannya di dunia.

Allah SWT berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, & janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi & berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, & janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qashash:77)

Marilah sejenak kita perhatikan apa yang ada di sekeliling kita; lihatlah pakaian kita, pandanglah rumah kita, renungkanlah makanan yang ada di sekitar kita, perhatikanlah kendaraan yang kita miliki & lain-lainnya.. ternyata semuanya semakin lama semakin tua.. ada yang lusuh, ada yang luntur warnanya, ada yang sudah basi & bau aromanya, & ada yang jalannya sudah tak baik lagi bahkan jika dipaksakan bisa merepotkan & menyusahkan karena sering mogok di jalan.. & mari tatap diri kita masing-masing.. dulu kita merasa adalah orang yang paling kuat, paling gagah, paling ganteng, paling cantik, paling pandai & sanjungan-sanjungan lainnya…!!! tapi ternyata sekarang… ternyata semua itu adalah nisbi, semuanya adalah fana… tak kekal & tak abadi.. hanya sementara.. & pada akhirnya kita semua akan pergi & berlalu utk menghadap sang Khaliq utk kemudian akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kita perbuat di dunia ini.

Umur rata-rata manusia setelah Nabi Muhammad saw adalah 60 sampai 70 tahun, & ternyata itu semua adalah singkat, tak semua orang dapat mencapai usia sepanjang itu….

“Suatu hari Rasulullah saw membuat kotak persegi empat, & beliau membuat satu garis di tengah kotak persegi empat tersebut hingga keluar. Beliau juga membuat garis-garis kecil menuju arah garis yang di tengah dari dua sudut yang ada di tengah. Lalu beliau bersabda: “Garis di tengah kotak itu adalah manusia. Sedangkan kotak persegi itu adalah yang ajal yang selalu mengepungnya. Sedangkan garis yang keluar adalah angan-angannya. Sedangkan garis kecil itu adalah segala macam rintangan yang menghadang manusia. Jika dia selamat dari satu penghalang, dia akan diintai oleh penghalang yang lain”. (Bukhari).

Karena itu hendaklah setiap kita, menjadikan amal perbuatan, aktivitas, pikiran, lintasan & niatan selalu berorientasi pada akhirat, sehingga dgn itu semua maka kita akan mendapatkan dua kebahagiaan; yaitu bahagia di dunia & bahagia di akhirat.. bahkan sampai ketika meminta nikmat sekalipun hendaknya kita meminta tak hanya berorientasi pada bahagia di dunia saja tapi juga berorientasi pada bahagia di akhirat juga.

 Seperti yang Allah sebutkan dlm surat Al-Baqarah ayat 200-201:
فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ . وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia”, & Tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia & kebaikan di akhirat & peliharalah Kami dari siksa neraka”

Orientasi Akhirat: Berfikir tentang hakikat hidup & perjalanan hidup setelahnya
• Hidup di dunia ini adalah terbatas (empat hal yang akan menjadi fokus pertanggungjawaban: tentang usia, masa muda, harta & ilmu)
• Setelah hidup akan ada kematian (husnul khatimah atau su’ul khatimah)
• Akan ada kehidupan alam kubur utk menanti hari pembalasan (Jangan sampai jadi orang yang bangkrut, hari pengadilan sangat menegangkan, kenikmatan surga sangatlah menakjubkan, siksa neraka sangatlah mengerikan)
• Akan ada setelah hari perhitungan balasan yang kekal; hidup kekal di surga dgn penuh kenikmatan & hidup kekal di neraka dgn penuh kesengsaraan.

Orientasi Akhirat: Berfikir maju & berorientasi masa depan
Dengan memantapkan doktrin maliki yaumiddin dlm sanubari, kita akan berfikir maju & berorientasi masa depan. Kita tak menjadi manusia picik, kerdil & pragmatis.
Dengan prinsip ada kehidupan abadi setelah kehidupan fana ini, kita akan lebih hati-hati utk melangkah.. berfikir lebih panjang sebelum berbuat.  Dan mereka yang berorientasi masa depan disebut Rasulullah saw sebagai orang yang cerdas. Sebaliknya yang pragmatis & tak sanggup melawan hawa nafsunya disebut sebagai orang yang lemah akal.
Rasulullah saw bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
“Orang yang cerdas adalah yang mampu menundukkan hawa nafsunya & berbuat utk kebaikan setelah kematian, & orang yang lemah adalah yang hanya mengikuti hawa nafsunya & berharap kasih sayang Allah” (Tirmidzi)
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ. وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah & hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya utk hari esok (akhirat); & bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik”. (Al-Hasyr: 18-19)
Orientasi Akhirat: apakah perbuatan kita mendukung utk kehidupan akhirat?
Orang yang mendawamkan diri membaca maliki yaumiddin akan muncul dari dlm dirinya pertanyaan di atas. Maliki yaumiddin seolah-olah menjadi filter yang membuatnya harus berfikir sejenak sebelum melangkah.
Pertanyaan ini sangat penting utk menyelamatkan kita dari jeratan dosa, terutama saat kita melakukan pekerjaan yang dari hati terdalam kita sebenarnya menolaknya. Atau mungkin terlintas dlm benak & pikiran kita akan melakukan perbuatan jahat, maka kita sadar bahwa hal tersebut akan ada pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Adapun jika perbuatan itu adalah baik maka kita akan bergegas & bersegera melakukannya, karena kita sadar bahwa hal tersebut akan berakibat baik & positif bagi kita di akhirat kelak.
Allah SWT Berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, & janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi & berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, & janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qashash:77)

Orientasi Akhirat: mewaspadai Dosa
Memang tak ada manusia yang tak berdosa. Tetapi kita tak boleh menjadikan kenyataan ini utk menyerah & selalu melakukan dosa. Tugas kita adalah berupaya berbuat yang terbaik & kalau terjadi kesalahan, kekeliruan & kekurangan pada saat melakukannya, maka sebagai mukmin yang baik adalah harus segera bertobat.
Di antara perbedaan orang mukmin dgn orang fasik adalah pada sikapnya terhadap dosa. Orang mukmin jika melakukan dosa segera berusaha utk bertobat, karena dia merasa diburu-buru oleh dosa tersebut. Dia selalu berkata di hadapan Allah, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Adam & Hawa saat berbuat salah:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, & jika Engkau tak mengampuni Kami & memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi”. (Al-A’raf:23)
dan juga menyatakan diri, seperti yang diungkapkan oleh nabi Yunus As:
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Bahwa tak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zhalim.”(Al-Anbiya:87)

Sedangkan orang fasik, ketika melakukan dosa berusaha utk mencari-cari alasan utk membenarkan apa yang dilakukannya. Contohnya adalah pembangkangan Iblis. Ketika ditegur oleh Allah, dia mencari-cari alasan kenapa dia tak mau tunduk kepada Adam sebagaimana diperintahkan oleh Allah. Dia mengatakan bahwa dia lebih mulia dari Adam, karena Adam diciptakan dari tanah, sedangkan dia diciptakan dari api.. sebenarnya Iblis tak punya bukti utk mengatakan api lebih mulia daripada tanah, tetapi itulah Iblis, suka mencari-cari alasan utk membenarkan perbuatannya yang salah.

Orientasi akhirat: Mengusir kegelisahan hidup
Orang yang banyak melakukan dosa akan merasakan kegelisahan hidup yang tiada tara. Hidupnya selalu di bayang-bayangi perasaan bersalah. Akibatnya tidur tak pernah pulas, pikiran pun selalu kacau.

Orang yang menumpuk dosa adalah orang yang melawan arus nuraninya. Karena itu pertentangan antara batin & fisiknya itu membuat hidupnya tertekan. Orang yang menumpuk dosa ibarat orang yang menumpuk barang berat di atas pundaknya. Semakin banyak diletakkan di atas pundak semakin berat bebannya & pada suatu saat membuat dia tersiksa & tak mampu melanjutkan perjalanan. Itulah rahasianya kenapa orang yang banyak dosanya tak memiliki semangat sama sekali memenuhi panggilan Allah. Mereka tak mampu shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur’an & seterusnya.. padahal dari segi energi yang masuk lewat makanan mungkin sama dgn orang lain. Karena itu.. orang yang berdosa tak pernah merasakan kedamaian hati.

Jiwa kita baru akan merasa puas jika menyerahkan diri kita sepenuhnya hanya kepada Allah, tak kepada hawa nafsu yang rendah. Kita diciptakan utk menyembah Allah:
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman & hati mereka menjadi tenteram dgn mengingat Allah. Ingatlah, hanya dgn mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (Ar-Ra’ad:28)
Itulah sebabnya orang-orang yang beriman dgn sebenar-benarnya memiliki kepuasan jiwa. Hal ini terjadi karena menjauhkan diri dari kejahatan, melawan nafsu jiwa, & membaktikan diri hanya kepada Allah semata.
Allah berfirman:
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ . ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً. فَادْخُلِي فِي عِبَادِي . وَادْخُلِي جَنَّتِي
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dgn hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dlm jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dlm surga-Ku”. (Al-Fajr:27-30)

7 th Islamic Daily Habits, 1

The Seven Islamic Daily Habits Dalam Surat Al-Fatihah (3) Bersyukur Atas Segala Nikmat Allah Swt

Allah SWT Berfirman:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
“Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam” (Al-Fatihah:2)
Al-hamdulillah Robbil ‘alamin adalah apresiasi rasa syukur yang tulus dari seorang anak manusia karena merasa mendapatkan perhatian penuh sepanjang hidupnya dari Rabb sekalian alam. Dia menciptakan manusia dgn perangkat lengkap yang memungkinkannya utk melaksanakan perintah-perintah-Nya & melaksanakan berbagai aktivitas sepanjang hari, menghirup udara tanpa beban, menggerakkan anggota tubuh dgn mudah & lain sebagainya; Allah buka pintu-pintu rezki utk seluruh makhluk-Nya tanpa meminta mereka utk membayar atau memberikan sesuatu apapun kepada-Nya; & Dia juga mengajak manusia utk meniti jalan menuju kenikmatan tanpa batas di surga-Nya.
Selain rasa ungkapan syukur, Al-hamdulillah yang meluncur dari lisan manusia juga merupakan ekspresi kekaguman & luapan kebahagiaan seseorang saat melihat perhatian Allah SWT yang sangat tinggi kepada seluruh makhluk-Nya meskipun si pengucap tak langsung merasakan nikmat tersebut.
Karena itulah kita diajarkan oleh Rasulullah saw setiap pagi & sore utk membaca dzikir, mengucap Al-Hamdulillah atas segala nikmat yang diberikan kepada kita & orang lain.
اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِنَا مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
“Ya Allah, tak ada kenikmatan yang Engkau berikan kepada kami atau kepada orang lain dari hamba-hamba-MU & makhluk lainnya, kecuali semuanya berasal dari-MU semata, tak ada sekutu bagi-Mu, maka segala puji hanya milik-MU & Syukur hanya untuk-MU.
Ekspresi kekaguman hati, apresiasi lewat lisan, menginternalisasi nikmat-nikmat ke dlm jiwa, maupun mengembangkannya dlm kehidupan tak mungkin terwujud kalau kita tak mampu membaca nikmat-nikmat Allah. Ia bermula dari kemampuan membaca nikmat.
Membaca nikmat Allah
Jika kita telusuri lebih mendalam, maka akan kita temukan begitu banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada umat manusia, dan  karena saking banyaknya pemberian Allah swt tersebut, sehingga mereka tak akan mampu menghitungnya, Allah SWT berfirman:
وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) & segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. & jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zhalim & sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (Ibrahim:34)
Adapun beberapa nikmat yang nampak di hadapan manusia & dirasakan olehnya adalah sebagai berikut;
- Nikmat menjadi manusia sebagai makhluk yang sempurna;
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sungguh Kami telah menciptakan manusia dlm bentuk yang paling sempurna” (At-tiin:4),
dan firman Allah:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan & di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik & Kami lebihkan mereka dgn kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Al-Isra:70)
- Nikmat mampu berkomunikasi komunikasi, Allah berfirman:
خَلَقَ الْإِنْسَانَ. عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
“(Allah) yang telah menciptakan manusia. & (Allah juga) yang telah mengajarkan utk dapat komunikasi” (Ar-Rahman: 3-4),
Dan firman Allah SWT:
وَمِنْ آَيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْعَالِمِينَAr-Ruum:22),
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit & bumi & berlain-lainan bahasamu & warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (

- Nikmat hidup bersama alam (Al-Mulk;3-5), (Al-Qashash:73), (Al-Hajj:65),
- Nikmat Reazki (Ar-Ruum:50), (Ar-Rahman:10-12),
- Nikmat sehat; baik sehat fisik (As-Syu’ara:79-80), & sehat batin (Al-Jumu’ah:2),
- Nikmat Al-Qur’an (Yunus:57),
- Nikmat memiliki keturunan (Al-Furqan:74),
- Nikmat rasa aman (Al-A’raf:97-99),
- Nikmat Islam (Al-Hujurat:17)  & nikmat-nikmat lainnya.

Pembagian syukur:
1. Syukur i’tiqadi; syukur dlm mengapresiasi nikmat iman yang telah Allah anugerahkan kepada manusia, melalui pengenalan diri kepada sifat & asma Allah, & mengapresiasi segala nikmat Allah SWT dgn terus komimtmen & istiqamah pada jalan & petunjuk Allah SWT.
2. Syukur qauli; syukur dlm mengapresiasi segala nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada manusia melalui lisan & ucapan, membaca doa pada setiap kali mengakhiri perbuatan.
3. Syukur amali; syukur dlm rangka mengamalkan ibadah yang telah diperintahkan Allah dgn sebaik-baiknya, menggunakan harta yang telah diberikan pada jalan yang disyariatkan dan tak menghamburkannya serta tak dijadikan utk menghalangi orang yang berjalan di jalan kebenaran.
Langkah-langkah menghadirkan nikmat Allah di dlm jiwa:
1. Mengenal Allah & sifat-sifat-Nya
2. Mengenal kadar & nilai nikmat yang diberikan
3. Memandu hadirnya nikmat dgn melaksanakan amalan doa & dzikir
Syukur akan berbuah nikmat
Allah SWT sungguh penyayang. Nikmat yang diberikan kepada kita akan Dia tambah berbanding lurus dgn apresiasi kita terhadap nikmat-Nya… karenanya Allah SWT mengingatkan kepada manusia dlm firman-Nya:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيد
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, & jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim:7)
Dan dlm surat Ar-Rahman disebutkan:
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Ayat diatas disebutkan berulang-ulang oleh Allah SWT hingga 31 kali, untuk menyatakan bahwa Allah SWT telah begitu banyak menyebutkan berbagai nikmat, sehingga tak ada bagi seorang manusia utk mengingkarinya kecuali harus bersyukur & bersyukur.

sumber: www.al-ikhwan.net Allah Swt, Kebahagiaan Hidup,

Berdamai dengan Anak 'Sulit' di Sekolah


Dealing with the Difficult Child

If you've been a teacher for more than a day, you've probably had to deal with a difficult child. 
When you're little and dream of becoming a teacher, you never imagine having a behavior problem in your class.  However, then comes the real world and you quickly realize that there's no such thing as a "perfect" class.  You will always have some type of behavior issues to deal with.  I have definitely had my share and some years are worse than others.  Here are some tips that I have found to be successful:

1. Focus on the Positive in Your Classroom
I have found that the best way to get students to behave is to make a HUGE deal about the students that are doing the right thing.  Using the behavior clip chart has been amazing for this.  {Check out the post here.}

A new component to the chart that I have added this year is to put a sticky jewel that I bought at JoAnn Fabric's on a clip when a student has reached purple.  Once they earn 5, I wear their clip around my neck attached to a piece of string for the day, then they get to take it home with them.  At that point, their name goes on the board under Five Jeweled Behavior, and I include their name in the weekly newsletter.  Any student earning this title will get to come to an Eat with the Teacher Celebration at the end of each month.  We will order pizza and eat in the classroom together.

Just having a good system that rewards the good behavior in your class can be enough to get many students to step it up.  Plus, it's a lot more fun to focus on the positive!


2. Always Make Your First Contact with Parents a Positive One
I never make my first note home or first phone call home about something negative. Even if you have the most challenging student in the world, deal with it until you send home at least one positive letter or make a positive phone call.    {Trust me, this can be very difficult to do sometimes.}  You can always find something positive to say about each child and this will let the parents know that you care about their prized possession.  They will be much more willing to help out with poor behavior if they know that you are not always going to give them bad news.

I love sending home Positive Postcards that I order from Vistaprint.





3. Find Something You Have in Common
Discover what your "behavior problem" child likes and learn about it.  If they love sharks, get some shark books and use these as a reward or read them and have a discussion with the child.  If the child has a favorite tv show or movie, watch it and talk about it with him/her.  

4. Recognize EVERY Little Thing that the Child Does Correctly
 For a child that is a behavior issue, you need to take notice of every single thing that they are doing right and make a big deal of it.  For example, if "Johnny" is standing correctly in line, make sure you say, "I love how Johnny is standing.  Wow Johnny!  I am so proud of you!"
It can be a long road for some students, but eventually you will start to see some improvement for a longer period of time.  At this point, I usually present the student with a sticker that they can put on their shirt so everyone in the school can recognize their good behavior.  {I just write a message on a name tag.}


5. Practice, Practice, Practice
 Students need tons and tons of practice and modeling of good behavior.  It seems so repetitive sometimes, but it's totally worth it.  We have tons of discussions about how we should behave the right way, even when no one is watching.  Using our 7 Habits of Highly Effective People, we discuss about being proactive.
Click to download
{Graphics by Scrappin Doodles}

7. Show Them You Love Them
 Nothing is more important than showing your students that you love them and truly care for them.  Greet your students every day with a smile and a good morning.  For those students that need some extra support, make sure you remind them numerous times throughout the day that you are glad they are here.  When a "difficult" child comes in late, say something like, "I am so glad you are here today Johnny!  I would have missed you so much if you weren't at school today!"  Just think...it might be the first nice thing that child has heard today. 
I'd love to hear how you deal with behavior issues in your classroom.  Link up below.  If it's a new post on your blog, please place a link back to Fun In First, so everyone can check out your amazing ideas.  Also, be sure to link up your post, not just your blog url or the link will be deleted.  Thanks

Sumber :  http://fun-in-first.blogspot.com/2011/08/dealing-with-difficult-child.html.